Iklan

Contoh Makalah Tentang Life Cycle dan Analisi SWOt

Bloger Fakir
Wednesday, July 4, 2018, July 04, 2018 WIB Last Updated 2018-12-15T18:17:59Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

TUGAS PENGANTAR BISNIS




Dosen Pengampu :
Dra. Ec. Solikah Nurwati, MM

oleh :

 Nama :
 Nim :
1.     Aspiani
2.     Dio Kristian Aditama
3.     Oseano Anugrah K
4.     Riko Rahman
5.     Tomi Danuarta
BCA 117 021
BCA 117 011
BCA 117 088
BCA 117 065
BCA 117 080




JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONIMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2018



KATA PENGANTAR

            Dengan Memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan hanya karena rahmat-Nya, maka penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan.
            Makalah ini di susun berdasarkan kompetensi, Rangkainan materi di sajikan secara sistematis, Demikian pula halnya dengan Materi pembahasan di sajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti.
            Pengembangan dan Inovasi dalam pembelajaran materi,perlu dilakukan sejak dini. Oleh sebab itu Mekalahini menggunakan pendekatan berbagai model dalam proses pembelajaran.
            Saya menyadari bahwa tiada karya yang sempurna, Oleh karna itu saya akan menerima kritik dan saran dari Dosen pembimbing dan pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

                                                                                Palangka Raya,     April 2018


                                                                                                   Penyusun,                





DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang.................................................................................
    B.     Rumusan Masalah............................................................................
    C.     Tujuan..............................................................................................
    D.    Manfaat............................................................................................

       BAB II PEMBAHASAN
                              A.    PENGERTIAN PRODUK LIFE CYLE...........................................
   B.     Produk Konsumen............................................................................
1.      Convenience Goods......................................................
2.      Shopping Goods...........................................................
3.      Specialty Goods............................................................
   C.     Analisis SWOT................................................................................
   D.    Manfaat Analisis SWOT..................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa masih bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke dalam keterpurukan dalam hal perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat Indonesia kita tidak  mau jika hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut. Jika adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri yang di impikan tetapi pekerjaan kita tidak hanya pegawai negeri saja. Masih banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan pewirausaha atau pengusaha.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul “Belajar Mengenal Bisnis” yang menjadi salah satu topik pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin agar para masyarakat khususnya mahasiswa dapat menyukai makalah ini. Sehingga, mahasiswa dapat mengenal dan mengerti bahkan mampu memahami serta menambah wawasan dalam dunia bisnis.  

    B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud produk life cyle ?
2.      Apa saja tahap – tahap dari produk life cyle ?
3.      Apa saja yang dimaksud Convenience Goods ?
4.      Apa yang dimaksud shopping good ?
5.      Apa yang dimaksud specyliti Good ?
6.      Apa yang dimaksud analisis swott ?
7.      Apa saja komponen analisis swot ?
8.      Apakah hubungan produk dengan analisis swott ?
    C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui produk life cyle
2.      Untuk mengetahui produk Convenience Goods, shopping good, specyliti Good
3.      Untuk mengetahui hubungan produk konsumen dengan produk life cyle dan analisis swott
    D.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa mengetahui tentang produk Convenience Goods, shopping good, specyliti Good
2.      Agar mengetahui hubungan antara produk – produk dengan anaisis swott



BAB II
PEMBAHASAN
     A.      PENGERTIAN PRODUK LIFE CYLE

Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah. Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh tidak saja ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
TAHAPAN-TAHAPAN PRODUCT LIFECYCLE (PLC)
Setiap produk mempunyai masa daur hidup yang berbeda, terdapat kenaikan maupun penurunan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut merupakan tahapan-tahapan siklus hidup sebuah produk, yaitu :
1. Introduction Step (Tahap perkenalan)
Tahap perkenalan merupakan sebuah tahap awal perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen. Pada tahap ini barang yang di jual umumnya barang baru, karena masih berada pada tahap permulaan. Ciri-ciri umum tahap ini adalah :
  • Produk baru diluncurkan ke Pasar (Market)
  • Omset penjualan yang masih rendah
  • Kapasitas produksi masih rendah
  • Biaya per unit yang masih tinggi
  • Cash Flow Negatif
  • Distributor berkemungkinan enggan untuk mengambil produk yang masih belum terbukti Kualitasnya.
  • Diperlukannya promosi secara besar-besaran dalam rangka memperkenalkan produknya (biaya promosi yang tinggi)
Dalam tahapan ini, juga terdapat beberapa strategi yang biasa diterapkan oleh perusahaan, diantaranya yaitu:
  • Mendorong Adopsi pelanggan
  • Mengeluarkan Biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
  • Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau Harga Penetrasi (Penetration)
  • Distribusi yang terfokus (pada wilayah yang terbatas
2. Growth Step (Tahap perkembangan)

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka.

Beberapa ciri-ciri pada tahap Perkembangan ini adalah :
  • Memperluas pasar
  • Omset penjualan yang naik signifikan
  • Meningkatnya kapasitas produksi
  • Produk mulai diterima oleh pasar
  • Cash Flow mulai berubah menjadi Positif
  • Pasar semakin berkembang, laba juga akan meningkat, namun pesaing-pesaing baru akan mulai bermunculan
  • Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
Growth Step dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Pertumbuhan cepat (Rapid growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
b. Pertumbuhan lambat (Slow growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
Strategi yang dilakukan dalam Tahap Perkembangan
  • Membuat iklan yang menciptakan kesadaran akan pemilihan produk dan memperkuat merek (branding)
  • Memperbanyak saluran distribusi dan memperluas cakupan distribusi.
  • Meningkatkan kualitas produk, menambahkan fitur-fitur baru dan gaya serta memperbanyak model atau varian.
  • Menurunkan harga produk untuk menarik pembeli dan memperluas segmen pasar
  • Masih mengeluarkan biaya yang besar dalam mempromosikan produk dan mereknya.
3. Maturity Step (Tahap kedewasaan)
Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Namun, pada tahap ini pasar semakin tersegmentasi, peningkatan omset penjualan mulai melambat, bersaing dengan ketat dan berjuang dalam merebut pasar dengan pesaing-pesaingnya.
Tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:
a. Kedewasaan pertumbuhan (Growth maturity)
Yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah.
b. Kedewasaan stabil (stable maturity)
Yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
c. Kedewasaan mengusang (decaying maturity)
Yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Strategi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan :
  • Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model, warna, bau, rasa, estetika)
  • Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.
  • Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional
  • Menerapkan harga yang lebih bersaing
  • Menggunakan Iklan yang persuasif, mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produknya.
  • Menarik pengguna-pengguna baru
  • Distribusi yang intensif
  • Memasuki Segmen pasar yang baru
  • Repositioning
4. Decline (Tahap penurunan)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi.
Ciri-ciri Tahap Penurunan adalah sebagai berikut :
  • Laba menurun secara signifikan dan Cash flow akan melemah
  • Pasar menjadi Jenuh
  • Akan banyak Pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
  • Kapasitas produksi akan menurun
Strategi yang sering digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut :
  • Melakukan promosi untuk mempertahankan Pelanggan yang setia
  • Mempersempit saluran distribusi
  • Menurunkan harga uang menjaga daya saingnya
  • Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
  • Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
  • Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
5. Strategi Ekstensi (Perpanjangan)
Untuk mempanjang umur produk, strategi-strategi yang sering dilakukan oleh produsen agar memperlambat produknya memasuki tahap penurunan diantaranya sebagai berikut :
  • Periklanan, Mencoba untuk menambah pengguna baru dan berusaha mengingatkan pengguna lama.
  • Menurun Harga, Berusaha untuk menarik pelanggan baru.
  • Penambahan Nilai (Adding Value)
  • Menjelajahi pasar-pasar baru atau mencoba menjual produk keluar negeri.
  • Memperbarui kemasan
     B.       Produk Konsumen
       1.        Convenience Goods
 Convenience goods adalah barang yang pada umumnya mempunyai frekuensi pembelian yang tinggi (dapat dikatakan sering dibeli), barang tersebut dibutuhkan segera oleh konsumen, dan memerlukan usaha yang minimum dalam pembeliannya.
Sebagai contoh kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, permen, ditergen, baterai, surat kabar, dan rokok. Dalam hal ini convenience goods masih dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
      1)  Staples merupakan produk/barang yang dibeli konsumen (pembeli) secara rutin. Sebagai contohnya adalah sabun, pasta gigi.
       2)   Impuls good adalah barang-barang yang dibeli tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu ataupun usaha-usaha untuk mencari barang tersebut. Biasanya barang-barang seperti ini tersedia dan dipajang dalam banyak tempat yang tersebar. Kita dapat mengambil contoh adalah permen, dan coklat. 
       3)   Emergency goods merupakan barang yang dibeli oleh konsumen apabila suatu kebutuhan tersebut dirasakan mendesak. Sebagai contoh payung dan jas hujan dirasa sangat dibutuhkan disaat musim hujan.
     2.        Shopping Goods
Shopping goods merupakan barang-barang yang dibeli oleh konsumen dimana dalam proses pembelian dan pemilihannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang ada. Dalam hal ini biasanya konsumen mempunyai kriteria diantaranya harga, kualitas, dan model masing-masing barang.
Adapun contohnya seperti peralatan rumah tangga, dan juga pakaian. Dalam shopping goods masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
     1)   Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang dianggap oleh konsumen yang mempunyai kualitas yang hampir sama namun berbeda jauh dalam hal harga. Dengan begitu konsumen akan mencari harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengan toko lainnya.
     2)   Heterogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang dianggap oleh konsumen (pembeli) yang mempunyai aspek karakteristik/ciri-ciri lebih penting dibandingkan dengan aspek harga. Atau boleh dikatakan bahwa konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut.
     3.        Specialty Goods
Specialty goods merupakan barang-barang yang mempunyai karakteristik dan identifikasi merk yang unik dalam sekelompok konsumen mau melakukan usaha yang lebih untuk dapat membelinya. Biasanya barang-barang seperti ini merupakan barang-barang mewah dengan merk dan model yang spesifik.Sebagai contoh adalah mobil lamborghini, pakaian dengan perancang terkenal, dan masih banyak lagi barang-barang mewah lainnya.

    C.    Analisis SWOT
Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
S = Strength (kekuatan).
W = Weaknesses (kelemahan).
O = Opportunities (Peluang).
T = Threats (hambatan).
Penjelasan mengenai 4 (empat) komponen analisis SWOT, yaitu :
    1.    Strenght (S)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini.  Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
    2.    Weaknesses (W)
Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
    3.    Opportunity (O)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
    4.    Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

    D.    Manfaat analisis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.


Komentar

Tampilkan

No comments:

Post a Comment